Buku THIS IS ME (2018) Budhi Insan Setiawan (PDF)




File information


This PDF 1.7 document has been generated by Microsoft® Word 2016, and has been sent on pdf-archive.com on 10/05/2018 at 05:08, from IP address 125.160.x.x. The current document download page has been viewed 2596 times.
File size: 3.07 MB (258 pages).
Privacy: public file
















File preview


Buku THIS IS ME (Pintu Masuk Jalan Keluar) | 21 Juni 2018

MY MOM IS THE BEST

Dua puluh satu Juni kemarin, usia Budhsan tergenapi pada angka
27. Itu artinya Budhsan telah 27 tahun memberi tumpukan permasalahan
di pundak Engkau MAMA, waktu yang cukup lama bagi Budhsan untuk
memahami satu hal tentang Engkau MAMA, kasih-sayang yang selalu
terurai dalam bentuk kepedulian.
Budhsan minta-maaf karena telah merenggut “haRapan” itu,
“haRapan” ketika untuk yang pertama kalinya terdengar oleh Engkau suara
tangisan mungil Budhsan 27 tahun yang lalu. Sebuah “haRapan” yang
terselip dalam nama lengkap Budhsan, Budhi Insan Setiawan.
MAMA, terima-kasih atas segala bentuk cara Engkau, terus
membantu Budhsan untuk menjadi sesuatu yang bernilai walau nilai itu
berada pada titik lainnya, kemudian juga walau mungkin hanya sedikit dari
mereka yang dapat melihat hal tersebut. Akan tetapi, ini lebih baik dari
pada Budhsan harus melanjutkan sisa kehidupan singkat ini dengan cara
terus menjadi orang lain.
MAMA menginginkan seorang anak yang pandai, karena itulah
Tuhan meng-anugerahkan Novita sebagai adik perempuan Budhsan ketika
pada saat itu usia Budhsan mungkin belum tergenapi di angka Dua tahun.
Kemudian kehadiran dua adik laki-laki Budhsan selanjutnya (Si Kembar;
Rahman & Rahim) yang kini sudah tumbuh menjadi remaja tangguh,
menjawab “haRapan” lainnya yang Engkau panjatkan saat menyambut
kedatangan Budhsan di dunia ini MAMA.
Budhsan hanya ingin MAMA percaya bahwa pada saat ini Budhsan
telah singgah di dunia yang tepat, dimana kemapanan dan gelar
pendidikan atau keimanan tentang Tuhan berjalan seimbang. Di sini
Budhsan dapat bernafas lega, mempertanyakan bakat ini sesering mungkin
kepada Tuhan dengan terus menciptakan sesuatu yang mereka sebut
karya, sesuatu yang terkadang tidak hanya cukup di nilai dengan materi.
Budhsan memang seorang Pecundang, setidaknya Pecundang ini
telah berhasil memenangkan dirinya sendiri ketika kebanyakan dari para

Budhi Insan Setiawan a.k.a eminoreZ

1

Buku THIS IS ME (Pintu Masuk Jalan Keluar) | 21 Juni 2018
pemenang malah terjebak dalam definisi kekalahan panjang ilusi
peradaban yang tidak pernah padam.
Pada saat ini Budhsan sedang menulis sebuah buku tentang Engkau
MAMA, tentang cara Engkau memperlihatkan isi dunia hanya dengan
sebuah kalimat, “KESEDERHANAAN”.

Budhi Insan Setiawan a.k.a eminoreZ

2

Buku THIS IS ME (Pintu Masuk Jalan Keluar) | 21 Juni 2018

HAPPY WEDDING
YODHEMUTA

Budhi Insan Setiawan a.k.a eminoreZ

3

Buku THIS IS ME (Pintu Masuk Jalan Keluar) | 21 Juni 2018

Budhi Insan Setiawan a.k.a eminoreZ

4

Buku THIS IS ME (Pintu Masuk Jalan Keluar) | 21 Juni 2018

YOLAN DHEA MURLIN TANIA

Sebenarnya tulisan ini hanya sebuah kado sederhana untuk
pernikahanmu pada bulan Januari mendatang, akan tetapi sudah menjadi
tabiatku yang kekal dalam melakukan sesuatu selalu saja dengan tergesa.
Berita pernikahanmu kutemukan secara tidak sengaja beberapa hari yang
lalu, menginspirasiku untuk menulis satu lagu baru yang akan menjadi
single hits tahun depan, aku menulis lagu ini saat kembali tersesat pada
lintasan masa-silam milikmu yang kenyataannya masih saja tersimpan
bungkam dalam palung ingatanku. Siapa sangka jika peri mungil di masa
kecilku, lusa nanti sudah akan di persunting sebagai mempelai wanita.
Akhirnya kisah ini akan benar-benar harus tersudahi bersama setangkai
perjanjian mimpi yang dulu kerab ku tautkan di antara sepertiga malam,
tempatku berdiri untuk melihat hari ini.
Masih dapat kuingat dengan cukup jelas hari-hari itu, pertemuan
kita secara berkelanjutan di pemukiman yang sama kenyataannya harus
menjadi benang merah kumuh dalam cerita ini. Adikmu Gandi merupakan
salah satu rekan sepermainanku, adalah goresan awal dari sebuah tanda
tanya besar dalam benakku. Tentang sosok anak gadis yang tinggal di salah
satu rumah barisan depan dari komplek perumahan sederhana tempatku
menghabiskan masa kanak-kanak. Kau yang sering berdiri di depan pintu
“rumah biru” itu, mengajariku cara “kujang-kujuk” yang terkesan payah,
hanya untuk dapat melihatmu pergi berbelanja di Talenta dengan
menggunakan celana pendek warna ungu kaos putih. Bayanganmu saat itu
berhasil menjadi raja dalam pikiranku, memaksa untuk sesering mungkin
duduk-duduk santai di atas pagar tembok rumah tak berpenghuni yang ada
di seberang “rumah biru” itu setiap sorenya, percayalah bahwa sampai saat
aku menulis tulisan ini, tembok itu masih berdiri cukup kokoh membisu di
telan waktu.
Kebiasaanku berangkat ke sekolah dengan cara menunggu
angkutan umum di depan komplek, sebenarnya bukan alasan atas
keterlambatanku masuk kelas. Aku lebih senang terlambat dari pada harus
melewatkan kesempatan melihatmu melintas di depan komplek, berangkat
ke sekolah dengan menggunakan jasa ojek pribadi, terkadang kau malah
melintasi jalan poros lainnya.

Budhi Insan Setiawan a.k.a eminoreZ

5

Buku THIS IS ME (Pintu Masuk Jalan Keluar) | 21 Juni 2018
Pernah suatu ketika ku dapati pekarangan rumahmu di penuhi oleh
banyak jenis kendaraan bermotor, sore itu tampaknya ada sebuah
perayaan besar yang begitu meriah berlangsung di “rumah biru”.
Kehadiran keluarga besarmu memperlihatkan padaku akan adanya ngarai
pemberai, menjadi pembeda di antara daratan yang kupijak dan dataran
tepatmu beranjak. Peristiwa itu membuatku berani untuk berkaca yang
pertama kalinya bahwa aku mungkin hanya insan biasa yang terlahir dari
keluarga sederhana, karena itulah dulu kau tidak berkenan mendekati
rumahku saat adikmu Gandi bersama rekan-rekan sepermainannya tengah
berkunjung ke rumahku, sejenak menengok gerombolan anak burung
puyuh yang baru kupelihara. Peristiwa itu menjadi senja terhangat dalam
catatan masa kecilku, mendengar suaramu berteriak lantang secara
berulang untuk memanggil-manggil adikmu Gandi agar segera pulang, kau
sendiri hanya sanggup terpaku dari halaman rumahku yang berupa warung
makan sederhana milik Ibu.
Sebenarnya masih banyak klise-klise manis yang cukup membuatku
semakin terlihat mudah untukmu, salah satunya adalah ketika ku dapati
“rumah biru” itu kosong. Awalnya aku diam saja mengetahui kebenaran
tersebut hingga baitan namamu yang kerab terigau oleh hati kecilku,
berhasil membuatku tergerak untuk dapat melangkah demi mengetahui
tempat tinggalmu yang baru. Misi ini secara resmi kujalankan setiap pulang
sekolah, menutupi pergerakan itu dengan menciptakan sebuah alibi kerja
kelompok di rumah teman agar Ibu tidak khawatir karena anak sulungnya
yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu telah berani “kujang-kujuk
kada mangaruan” seorang diri di jantung Kota Idaman. Akan tetapi hasil
yang kubawa pulang dari sandiwara itu hanyalah surat keterangan dokter
yang memvonis bahwa aku telah terserang gejala salah satu penyakit
serius yang bila tidak segera di tangani maka akan berdampak fatal pada
kehidupan dewasa-ku, hari ini aku masih sering bertemu dengan dokter
itu, masih merasakan telah berhutang nyawa dan rasa terima-kasih atas
kepedulian beliau terhadap nyawaku yang hampir melayang di balik
deraian hujan lebat yang turun senja itu.
Kasusku terkuak tuntas di hadapan Ibu, beliau memintaku untuk
meneruskan pendidikan sekolah dasarku di tempat Bibi yang berada sangat
jauh dari Kota Idaman. Aku yang belum benar-benar pulih segera
menjawab segar keinginan itu, pembuktiannya adalah prestasi meraih

Budhi Insan Setiawan a.k.a eminoreZ

6

Buku THIS IS ME (Pintu Masuk Jalan Keluar) | 21 Juni 2018
peringkat pertama yang kupersembahkan di penghujung semester pada
kesempatanku mengenakan seragam merah putih. Aku juga berhasil lolos
dari seleksi untuk masuk ke salah satu sekolah menengah pertama
unggulan di Kota Dodol, menjalani episode baru yang membosankan
hingga tawaran untuk kembali menjadi pemberontak kecil di suarakan oleh
hati dalam pikiranku dan hal tersebut menjadi primadona pada langkah
selanjutnya. Tepatnya pada saat aku tengah berkunjung ke rumah Ibu
untuk menikmati libur panjang akhir semester, sisi lainnya
mengharuskanku bertemu kembali dengan baitan peristiwa bisu kenangan
milikmu, mendapati kenyataan bahwa “rumah biru” itu telah di huni oleh
anak gadis lain yang sebaya denganmu. Saat itulah kuputuskan agar
kembali melakukan pencarian akan kediamanmu, menggunakan sisa waktu
berlibur untuk kembali “kujang-kujuk kada mangaruan tampuh” di jantung
Kota Idaman meski kemudian terus mendapati kenyataan seperti kemarin,
usahaku masih belum juga dapat berbuah manis.
Akhirnya Tuhan turut serta bermurah hati, aku melihatmu ketika
sedang menemani Kakak Sepupu berbelanja oleh-oleh di pasar induk Kota
Berintan. Aku bergegas mengejarmu tanpa mempedulikan teriakan dari
Kakak Sepupu yang menjadi geram sesudahnya, namun kau malah
menghilang di antara kerumunan pengunjung pasar di persimpangan jalan.
Ku coba untuk bergelut sedikit lebih lama di sana dengan penjelasan
mencari sesuatu yang hilang pada Kakak Sepupu yang dengan mudah
mempercayai hal itu, sebuah kebohongan yang penuh kebenaran. Andai
saja pada saat itu aku berhasil mengejarmu, mungkin patahan kalimat
tanya yang masih terselip di benakku ini akan mampu untuk menjadi
penawar dari setiap perasaan rindu yang secara terus menerus datang di
antara lelapnya malamku. Menemukanmu kembali di tengah kerumunan
aktivitas pasar yang padat, seperti halnya sedang mencari sebutir jarum
yang terjatuh dalam ribuan genggam jerami di atas hamparan padang
rumput yang tandus dan gersang.
Sepeninggal dari sana, pendidikan SMP yang baru saja kugeluti
menjadi sedikit lebih rumit. Klimaks-nya adalah pada saat kuputuskan
untuk benar-benar kabur dan melarikan diri dari rumah Bibi, menjalani
profesi baru sebagai kenek angkot jurusan KDG-BJM. Buronan kecil ini
sebenarnya punya motif yang kuat atas prilaku tersebut, hanya saja pada
waktu itu terlihat cukup bodoh dari bagian luar. Penderitaan tajam

Budhi Insan Setiawan a.k.a eminoreZ

7

Buku THIS IS ME (Pintu Masuk Jalan Keluar) | 21 Juni 2018
mendominasi dalam profesi baru yang kugeluti setelah putus dari sekolah,
hal yang dapat teratasi dengan mudah oleh keinginan kuat yang mendera
lugas dan menjadi pematah akan setiap logika pada hasil akhir
keputusanku meninggalkan bangku sekolah terlalu dini. Pada saat itu aku
sedang benar-benar kacau, tidak dapat melihat hal lainnya selain
senyuman tipis dari paras cantikmu yang pernah tertangkap basah oleh
tatapan masa kecilku. Lihatlah perubahan hebat yang kemudian terjadi
dalam kehidupanku hari ini setelah paparan senyuman itu datang melanda
secara bertubi-tubi pada pusat gerak lamunanku, yang tersisa
kesudahannya hanyalah bongkahan pelangi indah, selalu dapat untuk
kunikmati tanpa bantuan hujan lepas.
Belum juga tergenapi setahun, kuputuskan berhenti dari pekerjaan
kemarin setelah mengantongi dua kepastian yang kucari, dua hal berarti
pada kehidupanku saat itu. Pertama, aku telah kembali melihat adikmu
Gandi saat dia baru pulang dari sekolah dan yang ke dua, beberapa hari
setelahnya aku juga melihatmu dengan cerita serupa, masuk ke salah satu
rumah yang sama. Rumah yang berada di antara deretan panjang
pertokoan yang menghias tepian jalan poros di Kota Berintan, kota yang
harusnya menjadi pusat perhatianku setelah menemukanmu kembali saat
sedang berkunjung di pasar induk. Kemudian aku juga tidak perlu harus
putus sekolah, aku hanya perlu menggunakan setiap waktu libur panjang
akhir semester untuk beraksi di Kota Berintan, karena Kota Idaman dan
Kota Berintan merupakan tetangga yang cukup hangat jika di lihat dari
letak geografisnya, “kujang-kujuk” di antara mereka hanya seperti
melangkah dari sebuah ruang tamu ke bagian depan teras rumah atau
sebaliknya, dua tempat yang akan selalu terhubung hangat.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk terdampar di Kota Idaman
dengan bermodal dua kepastian itu, namun lembar demi lembar skenario
usam dadakan tersaji ringan dalam panggung sandiwara ini. Aku mendapat
peran baru yang berbanding lurus dengan kehidupanku sebelumnya, kali
ini aku di sandingkan dengan sekumpulan anak jalanan yang terjebak pada
kehidupan Barat Total dengan hukum rimba yang masih melekat cukup
erat. Mereka adalah komunitas dari para aktivis cadas yang memandang
luas sisi kebebasan akan sebuah sistem tatanan negara lewat segenap
ideologi anti kemapanan dan solidaritas tinggi di balik senandung orasiorasi pedasnya. Bersama dengan mereka, kuberanikan diri menggunakan

Budhi Insan Setiawan a.k.a eminoreZ

8

Buku THIS IS ME (Pintu Masuk Jalan Keluar) | 21 Juni 2018
identitas baru, identitas hitam yang menenangkan. Kehidupan liar itu
semakin membuatku larut dan terbuai oleh sebuah tujuan hidup baru,
kehilangan alasan sebenarnya atas keberadaanku di kota itu hingga
kutemukan kembali hal tersebut saat mengamen dan melihatmu sedang
makan di salah satu warung dadakan yang kerab menjamur di tepian Kota
Idaman selepas senja. Saat itu rasanya tubuhku seperti baru terbangun
dari sebuah tidur panjang, secepatnya kuputuskan untuk kembali
melanjutkan pendidikanku yang pernah terhenti dan menghilang dari
jalanan untuk sementara waktu.
Hari ini kupetik sekuntum pelajaran berharga tentang arti namamu
yang dulu selalu kutulis di manapun aku singgah, mendapati keyakinan
kuat yang masih terbungkam bahwa “TIDAK SEMUA PECUNDANG YANG
TERLAHIR DI LUMBUNG KETERPURUKAN HARUS BERAKHIR PADA
KUBANGAN KEGAGALAN”.
Terima-kasih, aku telah menjadi sepenuhnya diriku yang utuh atas
kehadiranmu dulu dalam helaian diariku. Menjadi penulis “jiwa” dan
pembuat nada-nada “kesedihan” yang terampil, semuanya telah kulakukan
hanya untuk mengatakan padamu bahwa perasaan itu benar-benar pernah
tiba sebelum kupinta. Kini, ijinkan aku untuk terus melangkah demi
pembenahan di keseluruhan materi dalam sebuah kemasan mimpi yang
masih cukup berantakan pada sebuah catatan ringan milikku yang berjudul
“SIKOLOGIS MELANKOLIS”.

Budhi Insan Setiawan a.k.a eminoreZ

9






Download Buku THIS IS ME (2018) - Budhi Insan Setiawan



Buku THIS IS ME (2018) - Budhi Insan Setiawan.pdf (PDF, 3.07 MB)


Download PDF







Share this file on social networks



     





Link to this page



Permanent link

Use the permanent link to the download page to share your document on Facebook, Twitter, LinkedIn, or directly with a contact by e-Mail, Messenger, Whatsapp, Line..




Short link

Use the short link to share your document on Twitter or by text message (SMS)




HTML Code

Copy the following HTML code to share your document on a Website or Blog




QR Code to this page


QR Code link to PDF file Buku THIS IS ME (2018) - Budhi Insan Setiawan.pdf






This file has been shared publicly by a user of PDF Archive.
Document ID: 0001873273.
Report illicit content