PDF Archive search engine
Last database update: 17 January at 11:24 - Around 76000 files indexed.
Pengembangan Skala Psikologi : Lima Kategori Respons ataukah Empat Kategori Respons ? Oleh : Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM Berapa kategori opsi yang disediakan dalam skala psikologi masih dalam perdebatan. Namun sebagian besar sudah menunjukkan beberapa kesepakatan yang ditunjukkan dengan hasil‐hasil penelitian yang konsisten. Lima kategori respons ataukah empat kategori respons ? Tulisan ini mencoba membedah berbagai pandangan dari ahli yang mendukung masing‐masing jenis. Meski sudah sampai pada kesimpulan, tulisan ini masih dalam taraf draft karena masih banyak hasil‐hasil penelitian yang belum dieksplorasi. Mengapa Menyediakan Ketegori Tengah ? Upaya untuk memasukkan kategori tengah (middle category) adalah untuk memfasilitasi responden yang memiliki trait yang sedang (moderate trait standing). Klopfer dan Madden (1980) menjelaskan bahwa penyediakan alternatif tengah respons bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi responden yang memiliki sikap moderat terhadap pernyataan yang diberikan. Tidak disediakannya alternatif tengah akan menyebabkan responden merasa dipaksa untuk memilih alternatif secara bipolar. Keterpaksaan ini akan memberikan kontribusi kesalahan sistematis dalam pengukuran. Penggunaan alternatif tengah secara historis memang ada. Likert yang mengembangkan skala yang kemudian dinamakan dengan Skala Likert dari awalnya memang menyediakan kategori respons tengah. Skala Likert memuat pernyataan yang responden diminta untuk mengevaluasi kesesuaian responden dengan pernyataan yang diberikan. Lima kategori respon disediakan untuk dipilih oleh responden. Meski Likert menyarankan lima alternatif respons, namun banyak ahli yang menyarankan untuk menggunakan bermacam‐macam jumlah kategori respon. Sebuah studi empiris menemukan bahwa 5 atau 7 alternatif respon skala titik dapat menghasilkan nilai rata‐rata sedikit lebih tinggi (secara relatif dari skor tertinggi yang mungkin dicapai) jika dibandingkan dengan skala yang menyediakan 10 alternatif. Artinya, semakin sedikit jumlah respons variasi data semakin berkurang. Masalahnya adalah apakah setiap responden bisa memahami perbedaan kategori hingga 10 level ? Jumlah pilihan di sekitar 5 hingga 7 kategori lebih disarankan dibanding alternatif di atas jumlah tersebut. Mengapa Responden Memilih Kategori Tengah? Alternatif tengah respons disediakan untuk memfasilitasi sikap responden yang moderat, akan tetapi responden tidak hanya memilih kategori ini untuk menunjukkan traitnya yang moderat (Hofacker, 1984), namun dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa ahli telah meneliti mengapa responden memilih alternatif tengah kategori. Shaw dan Wright (1967) mengemukakan tiga kemungkinan responden kategori tengah, yaitu : (1) mereka tidak memiliki sikap atau pendapat, (2) mereka ingin memberikan penilaian secara seimbang, atau (3) mereka belum memberikan sikap atau pendapat yang jelas. Kulas & Stachowski (2009) menjelaskan faktor lain seperti ragu, tidak memahami pernyataan dalam butir, respons mereka kondisional, atau mereka memiliki berdiri netral, moderat, atau rata‐ rata. Ahli lain menjelaskan bahwa pemilihan kategori tengah menunjukkan keengganan responden untuk memilih arah tanggapan terhadap pernyataan. Bisa jadi mereka memilih respons tengah karena kesulitasn menginterpretasi butir pernyataan (Goldberg, 1981). Yang et al. (2002) menemukan bahwa responden cenderung memilih kategori tengah ketika mendapati butir yang sulit dipahami. Kesimpulan. Skor skala bisa menjadi bias jika responden yang cenderung memilih kategori tengah, dikarenakan tidak memahami butir dan merasa tidak nyaman dengan pernyataan yang diberikan. Oleh karena itu bagi penyusun skala psikologi diharapkan untuk menyusun butir yang mudah dipahami dan membangun interaksi yang hangat dengan responden agar mereka merasa tidak terintervensi. 1 | Pengembangan Skala Psikologi | Wahyu Widhiarso 2010 Dampak Penyediaan Kategori Tengah Andrews (1984) menemukan bahwa keberadaan alternatif tengah eksplisit dalam kategori jawaban tidak memiliki efek yang signifikan pada kualitas data. Rerata respon terhadap butir akan meningkat secara linear dan varians item meningkat kurvelinier dengan meningkatnya jumlah kategori jawaban. Peningkatan rerata adalah wajar dan tidak menjadi masalah karena jumlah alternatif menjadi bertambah yang diiringi dengan peningkatan varians. Peningkatan varians inilah yang banyak menjadi ketertarikan kita, karena menunjukkan informasi yang kita miliki semakin bervariasi. Di sisi lain, nilai konsistensi internal (alpha) tidak berubah secara sistematis dengan meningkatnya jumlah kategori respon (Aiken, 1983). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jumlah kategori jawaban tidak membuat perbedaan dalam mean dan varians respon item dan skor total skala. Kulas et al. (2008) menemukan bahwa korelasi skor antar variabel yang dihitung antara skala yang menyediakan alternatif titik tengah maupun tidak menyediakan memiliki korelasi yang tinggi, bergerak antara 0.94 hingga 1.0. Artinya, skornya yang dihasilkan sama saja sehingga validitas kriteria yang didapatkan dari korelasi dengan skor kriteria dipastikan akan tetap tidak berubah. Mattel dan Jacoby (1971) menemukan bahwa reliabilitas pengukuran dan validitas skala independen terhadap jumlah alternatif respons. Kesimpulan. Skor skala yang menyediaan kategori tengah dengan yang tidak memiliki kategori tengah, tidak memiliki perbedaan yang berarti. Reliabilitas pengukuran dan validitas butir tidak mengalami perbedaan. Yang berbeda adalah varian skor. Dengan adanya kategori tengah, variasi data lebih tinggi dibanding dengan yang tidak. Oleh karena itu menyediakan kategori tengah akan menghasilkan data yang lebih bervariasi. Jumlah Alternatif Ganjil dan Genap Beberapa penulis secara eksplisit telah membahas masalah jumlah alternatif respon kategori yang ganjil versus genap. Kalton, Roberts, dan Holt (1980) menunjukkan bahwa ketika inves tigators memutuskan untuk tidak menawarkan alternatif tengah eksplisit, mereka biasanya menganggap bahwa kategori tengah terdiri sebagian besar tanggapan dari orang‐orang yang bersandar terhadap satu atau kutub alternatif lain, meskipun mungkin dengan sedikit intensitas. Klopfer (1980) berpendapat bahwa penyelidik yang menawarkan alternatif yang mungkin tengah berasumsi bahwa responden benar‐benar mendukung posisi tengah. Akibatnya, jika responden dipaksa untuk memilih alternatif yang ada, pilihan ini akan memberikan kontribusi kesalahan pengukuran sistematis. Kesimpulan : Jumlah opsi genap akan memaksa responden untuk memilih sikap yang jelas terhadap pernyataan yang diberikan sedangkan jumlah opsi ganjil memfasilitasi responden yang belum memiliki sikap yang jelas. Pemaksaan tersebut dapat menimbulkan eror pengukuran, karena skor yang dihasilkan tidak benar‐ benar menggambarkan diri responden. Menyediakan Alternatif tengah Memang akan Meningkatkan Jumlah Pemilihnya, tapi ... Kalton, Roberts, dan Holt (1980) melaporkan bahwa pilihan kategori respon tengah berkisar antara 15 dan 49 persen ketika item kuesioner menyediakan titik tengah secara eksplisit dalam kategori respons yang berjumlah ganjil. Di sisi lain Presser dan Schuman (1980) menemukan jumlah yang lebih sedikit yaitu antara 10 dan 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penyediaan alternatif respon tengah meningkatkan proporsi responden yang menyatakan pandangan netral secara substansial. Kecenderungan ini bahkan mungkin meningkat ketika isu‐isu sensitif pertanyaan perhatian (Kalton & Schuman, 1982). DuBois dan Burns (1975) berargumen bahwa responden memilih alternatif tengah karena merasa ambivalen (tidak dapat memutuskan apakah akan setuju atau tidak setuju), indiferen (tidak peduli) atau tidak merasa cukup kompeten atau cukup informasi untuk mengambil sikap. Kesimpulan : Menyediakan alternatif tengah memang akan meningkatkan jumlah pemilihnya, tapi kecenderungan itu meningkat tajam jika pernyataan yang tertulis dalam butir kurang mudah dipahami, membingungkan atau mengurangi kenyamanan/keamanan responden. Untuk mengatasi hal ini penulis butir diharapkan menulis butir dengan pernyataan yang jelas dan tidak mengintervensi responden. 2 | Pengembangan Skala Psikologi | Wahyu Widhiarso 2010 “Netral” dan “Tidak Yakin”, Apakah Beda? Presser dan Schuman (1980) memberikan kuesioner yang menyediakan kategori “tidak tahu” (don’t know) secara eksplisit, kemudian memberikan lagi kuesioner yang melibatkan kategori tidak tahu dan netral. Hasilnya, dengan menambahkan kategori netral, jumlah responden yang memilih tidak tahu menjadi berkurang. Beberapa dari mereka yang menanggapi tidak tahu di kuesioner tanpa kategori netral, menjadi memilih kategori netral ketika pilihan netral disediakan. Apakah penelitian ini menunjukkan bahwa kategori netral dan tidak tahu dimaknai sama oleh responden, belum tentu. Bishop et al. (1988, dikutip dari DeMars & Erwin, 2005) memberikan dua jenis kuesioner kepada responden. Satu kuesioner menyediakan opsi tengah dan satunya lagi menyediakan tidak berpendapat (no opinion). Hasilnya proporsi responden memilih kedua jenis opsi tersebut tidak sama. Hal ini menunjukkan bahwa responden memaknai kedua jenis opsi itu sebagai hal yang berbeda. DeMars dan Erwin (2005) melakukan penelitian mengenai penyediaan respons tengah yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu netral (neutral) dan tidak yakin (unsure). Responden diminta untuk merespon survei yang mengukur perkembangan identitas dengan menggunakan skala Likert 4‐poin dengan dua opsi tambahan: netral dan tidak yakin. Jumlah responden yang memilih netral dibandingkan dengan yang memilih tidak yakin pada butir yang sama. Dari sisi rata‐rata didapatkan bahwa skor kedua kelompok siswa adalah sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif respons netral dan tidak yakin menunjukkan sesuatu berbeda dari. Kesimpulan : Opsi netral dan tidak tahu memiliki makna yang berbeda. Opsi netral menunjukkan bahwa responden belum mampu menentukan sikap, dengan syarat pernyataan di dalam butir sangat jelas atau tidak ambigu. Opsi tidak tahu menunjukkan bahwa responden tidak mengetahui bagaimana dia bersikap yang sehingga dapat dimungkinkan opsi tidak tahu memfasilitasi kebingungan responden terhadap pernyataan. Penggunaan opsi netral lebih disarankan dibanding dengan opsi tidak tahu. Penutup Penulis kuesioner harus memutuskan apakah memasukkan titik tengah atau tidak sesuai dengan pernyataan yang diberikan kepada responden (Brace, 2004). Meskipun penggunaan respon kategori tengah tidak mempengaruhi reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini, namun direkomendasikan bahwa penilaian pengembang kuesioner untuk memasukkan alternatif tengah (Kulas, et al., 2008). Ahli lain bahwa menyediakan kategori tengah memungkinkan responden untuk menunjukkan respon yang netral dan lebih diskriminatif dalam respon mereka, membuat nilai skala yang lebih handal dan skala yang lebih disukai oleh responden (Cronbach, 1950). Banyak peneliti menyimpulkan bahwa berapa jumlah optimal kategori skala tergantung dari spesifik isi dan fungsi dari kondisi pengukuran (e.g. Friedman, Wilamowsky, & Friedman, 1981). Misalnya dalam konteks seleksi karyawan, penggunaan skala tanpa kategori tengah lebih mampu mereduksi kepatutan sosial (social desirability) dibanding dengan yang menggunakan kategori tengah (Garland, 1991). Menurut penulis, jenis pernyataan dalam butir juga menjadi pertimbangan untuk memasang opsi tengah ataukah tidak. Untuk menanyakan masa lalu atau perilaku responden, kita tidak mungkin memberikan opsi kategori tengah. Sulit sekali bagi responden ketika menemui pernyataan yang merefleksikan masa lalu misalnya “Saya pernah berurusan dengan polisi“atau yang memfokuskan pada perilaku misalnya “Saya akan menegur orang yang merokok di depan saya”. REFERENSI Aiken, L. R. (1983). Number of Response Categories and Statistics on a Teacher Rating Scale. Educational and Psychological Measurement, 43(2), 397‐401. Brace, I. (2004). Questionnaire design. London: Kogan Page Ltd. Cronbach, L. J. (1950). Further evidence on response sets and test design. educational and psychological measurement, 10, 3‐31. DeMars, C. E., & Erwin, T. D. (2005). Neutral or Unsure: Is there a Difference?, Poster presented at the annual meeting of the American Psychological Association. Washington, DC. 3 | Pengembangan Skala Psikologi | Wahyu Widhiarso 2010 Dubois, B., & Burns, J. A. (1975). An Analysis of the Meaning of the Question Mark Response Category in Attitude Scales. Educational and Psychological Measurement, 35(4), 869‐884. Friedman, H. H., Wilamowsky, Y., & Friedman, L. W. (1981). A comparison of balanced and unbalanced rating scales. The Mid‐Atlantic Journal of Business, 19(2), 1‐7. Garland, R. (1991). The mid‐point on a rating scale: Is it desirable? . Marketing Bulletin, 2, 66‐70. Goldberg, L. R. (1981). Unconfounding situational attributions from uncertain, neutral, and ambiguous ones: A psychometric analysis of descriptions of oneself and various types of others. Journal of Personality and Social Psychology, 41, 517‐552. Hofacker, C. F. (1984). Categorical Judgment Scaling with Ordinal Assumptions. Multivariate Behavioral Research, 19(1), 91 ‐ 106. Klopfer, F. J., & Madden, T. M. (1980). The Middlemost Choice on Attitude Items. Personality and Social Psychology Bulletin, 6(1), 97‐101. Kulas, J. T., Stachowski, A., & Haynes, B. (2008). Middle Response Functioning in Likert‐responses to Personality Items. Journal of Business and Psychology, 22(3), 251‐259. Kulas, J. T., & Stachowski, A. A. (2009). Middle category endorsement in odd‐numbered Likert response scales: Associated item characteristics, cognitive demands, and preferred meanings. [doi: DOI: 10.1016/j.jrp.2008.12.005]. Journal of Research in Personality, 43(3), 489‐493. Matell, M. S., & Jacoby, J. (1971). Is There an Optimal Number of Alternatives for Likert Scale Items? Study I: Reliability and Validity. Educational and Psychological Measurement, 31(3), 657‐674. Yang, C. L., O'Neill, T. R., & Kramer, G. A. (2002). Examining item difficulty and response time on perceptual ability test items. Journal of Applied Measurement, 3, 282–299. 4 | Pengembangan Skala Psikologi | Wahyu Widhiarso 2010 5 | Pengembangan Skala Psikologi | Wahyu Widhiarso 2010
https://www.pdf-archive.com/2012/05/01/widhiarso-2010-respon-alternatif-tengah-pada-skala-likert/
01/05/2012 www.pdf-archive.com
Secara kasat mata dapat diduga bahwa dengan banyaknya penduduk dan dengan semakin tingginya tuntutan pasar akan tenaga dengan kualifikasi tertentu menuntut penduduk Indonesia untuk meningkatkan kompetensi mereka.
https://www.pdf-archive.com/2011/03/16/24-herman/
16/03/2011 www.pdf-archive.com
Untuk menguji hipotesis-hipotesis pada penelitian ini digunakan Regresi linear Berganda dan Chow Test yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan penentuan struktur modal pada perusahaan-perusahaan tersebut.Hasil penelitian menunjukkan secara simultan bahwa variabel ROA, growth of sales, non debt tax shield, risiko bisnis dan struktur aktiva berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal baik sektor pertambangan maupun sektor pertanian.
https://www.pdf-archive.com/2016/11/08/yusrizal-ok/
08/11/2016 www.pdf-archive.com
Kondisi ini didukung oleh hasil penelitian Suryaman (2001) yang menunjukkan bahwa tingkat kompetensi dan kinerja penyuluh di provinsi NTB, NTT, Jatim, dan Jabar masih rendah.
https://www.pdf-archive.com/2011/12/05/51-nurul-huda/
05/12/2011 www.pdf-archive.com
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Operating Profit Margin, Return On Equity, Earning Per Share, Kurs dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
https://www.pdf-archive.com/2016/11/08/laurensia-desi-anita-ok/
08/11/2016 www.pdf-archive.com
Dalam bidang mata pelajaran fisika ditemukan bahwa guru masih mempunyai qualifikasi yang perlu ditingkatkan, banyak diantara mereka yang bukan major di Fisika apalagi untuk sekolah swasta, tidak ada sistem evaluasi secara akademik untuk guru, sekali menjadi guru, mereka akan terus menjadi guru sampai pensiun.
https://www.pdf-archive.com/2011/03/16/33-andik-hadi-mustika/
16/03/2011 www.pdf-archive.com
Hasil penelitian menunjukan bahwa program experiential based counseling untuk mengembangkan kompetensi intrapersonal dan interpersonal mahasiswa menunjukkan hasil yang efektif dan signifikan dalam membantu meningkatkan semua aspek.
https://www.pdf-archive.com/2016/09/25/agung-1-asep-rohiman-lesmana/
25/09/2016 www.pdf-archive.com
Hal ini mengidentifikasikan bahwa tantangan yang dihadapi generasi yang akan datang pun akan semakin berat.
https://www.pdf-archive.com/2011/12/05/40-sri-wahyuni/
05/12/2011 www.pdf-archive.com
memberikan wawasan bahwa membership merupakan revenue stream yang paling baik untuk startup digital;
https://www.pdf-archive.com/2017/05/04/pengalaman-ignition/
04/05/2017 www.pdf-archive.com
Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa independensi memiliki pengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor dan kompetensi, resiko audit dan etika berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini auditor melalui skeptisisme profesional auditor.
https://www.pdf-archive.com/2016/11/08/jurnal-tessa-ok/
08/11/2016 www.pdf-archive.com
Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen SDLRS Bahasa Indonesia versi kedua yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas yang cukup tinggi (0,859) yang berarti instumen ini mampu secara efektif mengukur tingkat kesiapan belajar mahasiswa dan calon mahasiswa PTTJJ di Indonesia.
https://www.pdf-archive.com/2011/03/16/57-samsul-islam-k-a-puspitasari/
16/03/2011 www.pdf-archive.com
Pada beberapa dekade terakhir ini, masyarakat dunia termasuk Indonesia menganggap bahwa kemajuan di bidang ilmu dan teknologi telah membawa dampak negatif selain dampak positif bagi manusia.
https://www.pdf-archive.com/2011/03/16/17-suhartono/
16/03/2011 www.pdf-archive.com
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 49,3% pengolah berada pada kategori umur dewasa tengah, dan mempunyai tingkat pendidikan yang rendah (80%).
https://www.pdf-archive.com/2011/03/16/3-ernik-yuliana-adhi-susilo-deddy-ahmad-suhardi/
16/03/2011 www.pdf-archive.com
Lokasi dan Pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia Ikan demersal merupakan jenis ikan yang habitatnya berada di bagian dasar perairan, dapat dikatakan juga bahwa ikan demersal adalah ikan yang tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl dasar (bottom trawl), jaring insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), dan bubu.
https://www.pdf-archive.com/2011/12/05/56-rinda-noviyanti/
05/12/2011 www.pdf-archive.com
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati secara simultan memepengaruhi kepuasan siswa di Beerseba Pekanbaru.
https://www.pdf-archive.com/2016/11/08/ester-arfianti-ok/
08/11/2016 www.pdf-archive.com
Dapat disimpulkan bahwa ekspresi gambar anak pesisir, perkotaan, dan pegunungan di Semarang menunjukkan “keberagaman ekspresi budaya”.
https://www.pdf-archive.com/2016/11/05/1-vol-1-nmr-1-thn-2014/
05/11/2016 www.pdf-archive.com
Dari pengamatan selama Tuton berlangsung maka diperoleh data bahwa mahasiswa yang aktif mengikuti diskusi 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 adalah sebagai berikut:
https://www.pdf-archive.com/2011/12/05/63-tutisiana-silawati/
05/12/2011 www.pdf-archive.com
P (θ) = P∗ (θ) − P∗( ) (θ) (2) Dengan ketentuan bahwa P∗ (θ ) = 1 dan P ∗( Keterangan ( ) ∗( ) ∗ ( )( ) ) (θ ) =0 :
https://www.pdf-archive.com/2012/05/01/model-politomi-pada-teori-respon-butir/
01/05/2012 www.pdf-archive.com
Hasil dari analisis menemukan bahwa secara simultan variabel current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TATO), return on equity (ROE), price earning ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan.
https://www.pdf-archive.com/2016/11/08/jurnal-ahya-dan-ishadi/
08/11/2016 www.pdf-archive.com
Penelitian oleh Rianida (2007), menunjukkan bahwa ekstrak Caulerpa racemosa var.
https://www.pdf-archive.com/2011/03/16/43-risco-g-budji/
16/03/2011 www.pdf-archive.com
Hasil simulasi menunjukkan bahwa secara statistik randomisasi tidak berpengaruh terhadap estimasi kemampuan peserta tes (nilai-p=0,306), juga tidak berpengaruh terhadap panjang tes (nilai-p=0,328).
https://www.pdf-archive.com/2011/03/16/25-agus-santoso/
16/03/2011 www.pdf-archive.com
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 dari 12 mahasiswa yang menerima Panduan TAP berhasil lulus TAP dengan nilai baik (≥ B).
https://www.pdf-archive.com/2011/03/16/60-tutisiana-silawati-warsito-atun-ismarwati/
16/03/2011 www.pdf-archive.com
Hasil survey menunjukkan bahwa persepsi petani tentang saluran komunikasi interpersonal dan media massa tergolong cukup tersedia pada aspek ketersediaannya, cukup mudah diakses, serta tergolong sedang pada aspek pembiayaan dalam mengakses saluran komunikasi interpersonal dan media massa.
16/03/2011 www.pdf-archive.com
Catatan dalam Penggunaan Eta-Squared dalam Analisis Varians Oleh Wahyu Widhiarso | Fakultas Psikologi UGM | 2010 Setelah membaca artikel tulisan Stephen Olejnik dan James Algina yang berjudul “Generalized Eta and Omega Squared Statistics: Measures of Effect Size for Some Common Research Designs” yang diterbitkan oleh Jurnal Psychological Methods tahun 2003 cukup mengagetkan. Nampaknya apa yang selama ini dilakukan peneliti untuk mengestimasi nilai sumbangan efektif (efek ukuran/effect size) dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) baik untuk penelitian eksperimen maupun non eksperimen perlu diperbaiki. Selama ini peneliti yang menggunakan program SPSS banyak menggunakan fasilitas default program tersebut untuk menghitung effect size. Dengan mengklik tombol effect size maka nilai partial eta squared akan muncul. Nah, biasanya yang kita laporkan untuk menunjukkan berapa sumbangan efektif adalah partial eta squared tersebut. Padahal banyak catatan untuk menggunakan koefisien tersebut. Yang dianjurkan oleh Olejnik dan Algina (2003) adalah generalized eta squared. Apa bedanya ? PENGERTIAN • • • • Eta‐squared adalah salah satu ukuran hubungan; sama seperti koefisien korelasi pada skala 0‐1 yang dapat memberitahu anda berapa banyak varians di VARIABEL DEPENDEN (VD) yang dapat dijelaskan oleh masing‐masing VARIABEL INDEPENDEN (VI). Eta‐squared analog untuk R kuadrat dan dapat dianggap sebagai sebuah persentase pada skala 0‐100. Eta‐squared adalah informasi tambahan yang hanya berguna jika hubungan atau perbedaan yang disimpulkan dari analisis adalah signifikan. Eta‐squared mencerminkan persentase varians VD dijelaskan oleh VI pada data sampel. Sebagai estimasi varians yang dijelaskan dalam populasi itu adalah berpotensi menghasilkan informasi yang bias (over atau under estimate). Omega‐squared adalah salah satu alternatif yang disarankan.\ PERBANDINGAN Eta‐squared • • • • • Eta‐squared = SSbetween / SStotal Ada satu eta‐squared pada tiap efek (misalnya eta pada interaksi). Eta‐squared jika ditotal maka hasilnya sama dengan 1 (100% efek) Tidak tersedia pada SPSS. Persen dari varians dijelaskan oleh tiap variabel independen. Partial eta‐squared • Partial eta‐squared = SSbetween / SStotal + SSerror 1 • • • Tersedia pada SPSS. Jika ditotal maka jumlahnya tidak sama dengan 1 sehingga sulit untuk diinterpretasikan Not recommended. Catatan • • • Jika diterapkan pada ANOVA satu jalur maka eta‐squared dan partial eta‐squared adalah sama. Untuk desain yang lebih kompleks, yang sebagian eta‐squared umumnya akan lebih besar dari eta‐squared. Untuk ANOVA campuran, eta‐squared harus dihitung secara terpisah dalam konteks efek‐ subjek dalam tabel ANOVA dan efek antara‐subjek tabel ANOVA. Dalam situasi ini, eta‐squared jika dijumlah dapat bernilai 1 untuk efek dalam subjek (within subject), dan 1 untuk efek antar subjek (between subject). Tapi mereka tidak bisa semua dikombinasikan untuk sama 1. KESIMPULAN Partial eta squared dipengaruhi oleh jenis, desain, strategi dan pengukuran, dengan demikian peneliti perlu berhati‐hatilah dengan membandingkan eta‐squared antara studi yang berbeda, terutama jika desain bervariasi. Misalnya ada dua penelitian A dan B bertujuan menguji pengaruh faktor terapi perilaku untuk menurunkan kontrol diri. Prosedur, waktu, intensitas dsb pada kedua terapi adalah sama. Penelitian A melibatkan variabel jender, sedangkan penelitian B tidak. Karena komposisi variabel yang berbeda, maka jenis analisis kedua penelitian di atas juga berbeda. Jika secara empirik jender turut mempengaruhi keberhasilan terapi (kontrol diri), maka nilai peranan terapi pada kedua penelitian di atas berbeda. Peranan terapi pada penelitian A (melibatkan jender) menjadi lebih kecil dibanding dengan penelitian B (tanpa melibatkan jender). Jika kita menggunakan partial eta squared melalui SPSS untuk melihat sumbangan efektif perlakuan, maka hasil dua partial eta squared pada masing‐masing penelitian tidak dapat dibandingkan. Hal ini dikarenakan partial eta squared tergantung pada desain eksperimen. Mengutip apa yang ditulis di artikel Olejnik dan James Algina, dijelaskan bahwa Cohen (1973) telah memperingatkan bahwa penggunaan eta kuadrat parsial kurang tepat dan bahkan dapat menyesatkan bila desain penelitian melibatkan variabel lain (blocking). Adanya variabel lain dalam desain faktorial akan mengurangi sel Sum of Square Within Subject. Akibatnya, komputasi eta kuadrat parsial atau omega kuadrat menghasilkan estimasi ukuran efek yang tidak sebanding dengan perkiraan ukuran efek dalam studi yang tidak memasukkan variabel lain. Dengan kata lain, eta kuadrat parsial atau omega kuadrat akan memberikan perkiraan ukuran efek yang dapat jauh lebih besar daripada ukuran efek diperkirakan dari sebuah studi yang tidak memasukkan variabel lain. Meskipun orang melihat bahwa ukuran efek yang besar adalah konsekuensi dari rancangan penelitian yang kuat, peningkatan ukuran efek karena variabel lain tidak dapat dibandingkan dengan penelitian yang tidak melibatkannya. Singkatnya, peneliti yang melaporkan hasil ANOVA, termasuk dengan satu atau lebih faktor mengulangi langkah‐langkah, didorong untuk melaporkan GENERALIZED ETA SQUARED seperti yang didefinisikan oleh Olejnik dan Algina (2003). Ditambahkan oleh mereka bahwa Generalized Eta Squared dan Omega Squared kuadrat memiliki dua keuntungan utama. Pertama, statistik ini memberikan ukuran efek yang sebanding di berbagai desain penelitian populer dalam pendidikan dan psikologi. Kedua, langkah‐langkah ini memberikan efek‐ukuran indeks efek yang konsisten dengan pedoman Cohen (1988) untuk menentukan besarnya efek ukuran (effect size). Cohen tiga dekade yang lalu telah menunjukkan bahwa desain harus menjadi pertimbangan saat menghitung ukuran‐ukuran efek. Saat ini, sebagian besar peneliti 2 yang memilih untuk melaporkan ukuran efek sebagai proporsi varians VI yang menjelaskan VD namun mengabaikan peringatan dari Cohen. Dengan menggunakan prosedur yang ditulis dalam artikelnya, peneliti dapat meluruskan kelalaian tersebut dan menggunakan ukuran efek yang dapat dibandingkan (comparable). Generalized Eta Squared dan Omega Squared dapat memberikan efek‐langkah ukuran efek yang dapat dibandingkan meski penelitian yang dilakukan memiliki desain penelitian yang berbeda dengan populasi tertentu. Artikel yang lebih lengkap dapat dibaca di sini Olejnik, S., & Algina, J. (2003). Generalized Eta and Omega Squared Statistics: Measures of Effect Size for Some Common Research Designs. [doi:10.1037/1082‐989X.8.4.434]. Psychological Methods, 8(4), 434‐447. Jena, 2010 Wahyu Widhiarso 3
01/05/2012 www.pdf-archive.com
yanuard_dwikristanto@uph.edu ABSTRAK Dalam sebuah survei terhadap 100 mahasiswa fakultas ilmu pendidikan sebuah Perguruan Tinggi Swasta Nasional diketahui bahwa sebanyak 96% mahasiswa mengatakan keterampilan TIK yang diajarkan berguna dalam berbagai pengerjaan tugas perkuliahan.
https://www.pdf-archive.com/2011/12/05/14-yanuard-putro-dwikristanto/
05/12/2011 www.pdf-archive.com